22 Jun 2013

Berkata tanpa berkaca.

Lagi lagi kamu. Lagi lagi tentang berucap. Lagi lagi caci maki. 
Lagi lagi luka. Kapan kamu mengenalkan kebahagiaan denganku? 
Kapan kamu membuat senyum lagi dibibirku? 
Kenapa selalu datang membawa luka? 
Kamu anggap aku apa, sepertinya kamu sama sekali tak mengijinkan aku bahagia?
 Selalu saja ada namamu disetiap hariku.
Mas, katamu sampe kiamatpun aku bakal nyindiran?

 Coba kamu kedepan kaca liat diri sendiri. Dar dulu kamu nyuruh aku introspeksi kan?
 Dari pada nyuruh orang praktekin ke dirimu sendiri aja dulu ya:-) 
aku tau apa yang aku harus lakukan aku masih bisa mikir jernih.
 Aku tau berada diantara dua orang yang saling mencintai itu haram, 
jadi aku lebih memilih pergi. Aku memang yang terabaikan dan aku 
sudah terbiasa dengan itu. Oh iya, kamu laki-laki mas, gak sepantasnya
 kamu membicarakan perempuan dibelakang. Apalagi kamu sampe menjelek2kannya
 tanpa tau apa sebabnya. Lagipula,
 gausah SOKDONG lho ya apa yang terjadi diantara temen-temenku:-) 
kamu bukan Tuhan, gausah mutusi. Gausah mencampuri apa yang tak menjadi urusanmu
Berkacalah sebelum berbicara.

Sumber : Aldania Pradiesta D

0 komentar:

Posting Komentar

 
Peace Freedom Blogger Template by Ipietoon Blogger Template